Tugas
Bahasa Indonesia
unsur untrinsikcerpen
Anggota Kelompok :
v
M. Fatkhu rizqi
v
Prastitan Aji P.
SMA 1 Genteng
Jln KH WachidHasyim 20 Genteng,
Banyuwangi
Bab
1
Pendahuluan
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Kami memilih cerpen
yang Berjudul”Ah,Jakarta” karena cerpen tersebut memiliki banyak pesa moral
yang dapat kita ambil. Salah satunya kita tidak boleh memandang seseorang hanya
dari penampilan luarnya saja , karena penampilan luar tidak menentukan sikap
seseorang tersebut.
Cerpen ini juga
memberikan kita pelajaran bahwa Jakarta kota yang di sebut Metropolitan itu
tidak seperti yang di fikirkan banyak orang. Yang konon katanya Kota Jakarta
itu banyak lapangan pekerjaan tapi kenyataannya di Jakarta apabila tidak
mempunyai Pendidikan dan Keterampilan yang menjamin , hanya jadi gelandangan.
Cerpen ini juga
mengisahkan tentang seoarang laki-laki yang patah hati karena cinta . Dan
karena cinta seorang bahkan dapat menjadi frustasi dan akhirnya gila. Cintai
seseorang dengan sepenuh hati jangan dengan sepenuh jiwa karena jika kita
mencintai dengan sepenuh jiwa apabila patah hati bukang hanya hati saja yang
sakit tetapi jiwa kita menjadi sakit.
2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
struktur isi teks cerpen Ah, Jakarta?
2. Bagaimana
Unsur instrisik teks cerpen Ah, Jakarta?
3.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur isi teks cerpen Ah,Jakarta
2. Untuk mengetahui unsur instrinsik teks cerpen Ah,Jakarta
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui struktur isi teks cerpen Ah,Jakarta
2. Untuk mengetahui unsur instrinsik teks cerpen Ah,Jakarta
Bab 2
Landasan Teori
1. Struktur
teks cerpen
Teks cerpen terbentuk dari 6
struktur, yaitu Abstraksi,orientasi,kompikasi,evaluasi,resolusi,dan koda.
Abstraksi di sebut gambaran situasi. Struktur teks cerpen ini bersifat
opsional, artinya sebuah teks cerpen bisa saja tidak melalui tahapan ini.
Orientasi adalah bagian pendahuluan dalam sebuah cerita baik penganalan sifat
tokoh,latar cerita,maupun alur cerita. Konflik dapat terdiri lebih dari satu.
Berbagai konflik tersebut akhirnya mengarah pada klimaks. Pada struktur
evaluasi, konflik yang terjadi di arahkan pada pemecahannya sehingga mulai
tampak penyelesaiannya. Sementara itu,pada tahap Resolusi pengarang akan
mengungkapkan solusi dari berbagai konflik yang di alami tokoh. Struktur akhir
dalam teks cerpen adalah Koda . koda merupakan bagian akhir dalam sebuah
cerita.
2. Unsur Instrinsik
teks cerpen
Unsur instrinsik merupakan unsur
yang ada dalam karya sastra. Unsur instrinsik yaitu sebagai berikut:
a. Tema
Adalah suatu
unsur dalam karya sasta yang menjadi pokok masalah/pokok pikiran.
b. Latar(setting)
Adalah tempat,waktu,dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Contoh : Latar tempat,latar waktu,latar suasana,latar sosial.
Adalah tempat,waktu,dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Contoh : Latar tempat,latar waktu,latar suasana,latar sosial.
c. Penokohan
Meliputi
tokoh dan sifat atau karakter tokoh. Tokoh adalah individu yang mengalami
berbagai peristiwa dalam cerita. Ada beberapa contoh tokoh :
Tokoh
utama,tokoh pembantu,tokoh protagonis,tokoh antagonis,tokoh tritagonis.
d. Sudut
pandang
Cara
pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkan. Contoh: sudut
pandang orang pertama, sudut pandang orang ketiga, sudut pandang pengarang
sebagai pencerita/narator,sudut pandang serbatahu.
e. Alur atau
plot
Merupakan
rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Jenis-jenis alur sebagai
berikut: alur maju atau progresif,alur sorot balik/regresif,alur gabungan.
f. Amanat
Pesan yang
ingin disampaikan pengarang dalam cerita.
g. Gaya Bahasa
Keterampilan
pengarang dalam mengolah dan memilih bahasa secara tepat dan sesuai dengan
watak pikiran dan perasaan pelaku (tokoh).
BAB
3
PEMBAHASAN
Ah,Jakarta
Sejak
mengenal prinsip hidup Ayung, aku semakin ganjil memandang Kota Jakarta ini.
Ayung adalah seorang gelandangan yang hidupnya luntang-lantung. Seluruh
penduduk kampungku mengenalnya. Dia pemuda yang katanya patah hati,lalu
frustasi dan menjadi gila.
Sebetulnya
tak pantas sebutan gila ini di tujukan padanya. Sebab dia kadang masih
menyadari keberadaanya. Apabila lapar, Ayung sering minta nasi kepada pemilik
warung yang ada di sekitar kampungku,atau meminta uang pada orang yang lewat.
Hanya pakaiannya saja ang memberi tanda bahwa dia memang orang yang tak
waras.Pakaiannya compang-camping,kotor,dan berdebu. Kadang dia telanjang
dada,sehingga bintil-bintil hitam sebagai cikal bakal kudisnya itu kelihatan.
Dia menderita penyakit kutil karena tak pernah mandi.
Melihat
Ayung, aku teringat pada para gelandangan dan tunawisma lainnya yang sering
keluyuran di emperan toko Kota Jakarta ini. Mereka adalah “Ayung-Ayung” yang
nasibnya terlunta. Jakarta memang ganas. Ia dapat menggilas siapa saja yang tak
sanggup menghadapinya. Entah berapa ribu gelandangan terserak di Ibu Kota ini
menjadi korbannya. Boleh jadi Ayung adalah salah satu korban itu.
Tapi
penduduk kampungku selama ini lebih senang melihat Ayung sebagai orang yang
frustasi. Mengapa? Sebab Ayung kdang masih bisa bersikap sopan kepada siapa
saja. Bila permintaanya di tolak, dia juga tidak marah. Hanya sesekali tercetus
dari mulutnya, “Dasar pelit”.
Namun
ibu ibu yang membuka warung di pinggiran jalan kampungku, biasanya tidak ada
yang berani menolak permintaannya. Walau hanya dengan lauk sepotong teme atau
tahu, Ayung sudah senang sekali menerimanya. Dan ibu ibu yang membuka warung
itu juga tidak banyak cingcong mengahadapinya, sebab selama ini mereka telah
berusaha memehami keberadaan Ayung, yaitu orang yang katanya patah hati karena
cinta, lalu frustasi dan menjadi gila. “Ah, kasihan Ayung”, paling paling
begitu mereka berkomentar.
Menurut kami orientasi teks cerpen diatas paragraf pertama
Evaluasi terdapat pada
paragraf
Resolusi terdapat pada
paragraf
Koda terdapat pada
paragraf
selamat datang di blog saya ya ...
di follow ya nanti aku follback kok
:D ConversionConversion EmoticonEmoticon